Sebuah studi baru pada kimia pewarna perak permukaan, penambal gigi (fillings amalgam) berbasis mercury menunjukkan bahwa bentuk-bentuk permukaan mercury mungkin kurang beracun dari pemikiran sebelumnya. Studi ini dipublikasikan di jurnal ACS Chemical Research in Toxicology.
George Graham dan kolega mencatat bahwa merkuri berbasis isi, juga disebut peleburan, telah digunakan oleh dokter gigi untuk memperbaiki gigi selama lebih dari satu abad. Pada dekade belakangan ini penggunaannya telah menjadi kontroversial karena kekhawatiran tentang paparan merkuri yang berbahaya. Namun, merkuri dapat berpotensi dalam beberapa bentuk kimia yang berbeda, masing-masing dengan toksisitas yang berbeda. Sebelum laporan ini, hanya sedikit yang diketahui tentang bagaimana bentuk kimia merkuri dalam amalgam gigi dapat berubah seiring waktu.
Dengan menggunakan teknik khusus sinar-X, para ilmuwan menganalisis permukaan tambalan logam baru disiapkan dan membandingkannya dengan usia permukaan tambalan (sekitar 20 tahun) dari sebuah klinik gigi. Tambalan baru mengandung merkuri metalik yang dapat beracun. Namun usia tambalan yang sudah lama biasanya berisi suatu bentuk merkuri yang disebut beta-mercuric sulfide atau metacinnabar yang tidak mungkin beracun dalam tubuh.
Para ilmuwan menemukan bahwa permukaan tambalan logam tampaknya kehilangan hingga 95 persen merkuri mereka dari waktu ke waktu. Kehilangan potensi beracun merkuri dari amalgam mungkin disebabkan oleh proses penguapan, paparan terhadap beberapa jenis produk-produk kesehatan gigi, paparan terhadap makanan tertentu, atau faktor lainnya.
sumber : www.kesimpulan.com
Kamis, 17 Desember 2009
Mercuri dalam Tambalan Gigi Semakin Kehilangan Daya Racun
Diposting oleh lnurlaily di 18.08
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar